Strategi Cari Jurnal

Pengalaman Mencari Jurnal Ilmiah: Strategi dan Tips untuk Mahasiswa

Dalam proses menyusun tugas kuliah tentang pertanian berkelanjutan, saya berkesempatan menjelajahi tiga mesin pencari jurnal ilmiah yang cukup populer di kalangan akademisi, yaitu DOAJ, IEEE Xplore, dan BASE. Masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri. Dari pencarian ini, saya mendapatkan banyak pembelajaran, tidak hanya tentang isi jurnal, tetapi juga strategi pencarian yang efektif.


Tantangan yang Dihadapi

Selama proses pencarian jurnal, saya menghadapi beberapa tantangan:

Tidak semua jurnal bisa diakses gratis, terutama di IEEE dan BASE.

Judul jurnal seringkali menarik, tetapi setelah dibaca abstraknya, ternyata tidak sesuai dengan topik.

Kualitas jurnal sangat bervariasi, jadi perlu ketelitian dalam memilih yang kredibel.

Tips Mencari Jurnal Ilmiah Secara Efektif

Berikut beberapa tips berdasarkan pengalaman saya:

1. Gunakan kata kunci spesifik dan kombinasi kata yang sesuai dengan topik.

2. Manfaatkan fitur filter (open access, tahun, bidang studi).

3. Baca abstrak terlebih dahulu sebelum mengunduh jurnal.

4. Periksa kredibilitas jurnal melalui indeks seperti SINTA, Scopus, atau SCImago.

5. Gabungkan beberapa platform agar hasil pencarian lebih lengkap dan bervariasi.

Mencari jurnal ilmiah bukan hanya sekadar menemukan referensi, tetapi juga tentang melatih ketelitian, kesabaran, dan kemampuan menyaring informasi. Dengan strategi yang tepat, kita bisa mendapatkan jurnal berkualitas tanpa harus membayar mahal. Semoga pengalaman ini bisa menjadi panduan bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa lainnya.


"Belajar bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling tekun menyaring pengetahuan yang benar."


Postingan populer dari blog ini

About Aisyah

Halo, saya Aisyah, seorang mahasiswi yang sedang menjalani proses belajar, bertumbuh, dan mengenal diri. Sejujurnya, saya belum terlalu terbiasa menulis, tapi saya sedang berusaha belajar agar lebih baik. Saya lebih suka mendengarkan musik sebagai cara untuk menikmati waktu dan melepas penat. Saya juga tertarik pada topik-topik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti kebiasaan digital, produktivitas, dan refleksi diri. Sebagai bagian dari generasi digital, saya menyadari pentingnya membangun identitas digital yang positif. Saya percaya bahwa apa yang kita unggah, bagikan, dan komentari mencerminkan siapa kita sebenarnya. Oleh karena itu, saya berusaha menggunakan media sosial secara bijak, tidak menyebarkan informasi tanpa sumber yang jelas, menjaga tutur kata dalam berinteraksi secara online, serta membagikan konten yang memberikan manfaat. Bagi saya, dunia maya bukan sekadar tempat untuk bersenang-senang, melainkan juga ruang untuk berkembang dan memberikan dampak positi...
Baca selengkapnya

Deforestasi dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Iklim Global

Hutan Hilang, Iklim Berubah: Mengapa Kita Harus Peduli Deforestasi? Hai, Sahabat Bumi! Pernah dengar tentang deforestasi? Itu artinya penggundulan hutan, alias hutan yang hilang karena ditebang atau dialihfungsikan jadi lahan lain. Nah, ini bukan cuma masalah pohon hilang, tapi juga berpengaruh besar ke iklim dan kehidupan kita semua. Apa Sih Dampaknya? Indonesia punya hutan tropis yang luas banget, tapi sayangnya setiap tahun jutaan hektar hutan hilang. Menurut Jainuddin (2023), dari tahun 1985 sampai 2000, hutan Indonesia berkurang sekitar 1,6 sampai 2 juta hektar tiap tahun! Bayangkan, hutan yang dulunya hijau dan lebat kini berganti jadi sawah, perkebunan, atau jalan raya. Karena hutan sangat penting untuk menyerap karbon dioksida, menurut Anggraini et al. (2021) , jika pohon-pohon ditebang, karbon yang tersimpan di dalamnya akan dilepaskan ke udara. Hal ini mempercepat pemanasan global dan menyebabkan perubahan iklim seperti cuaca ekstrem, banjir, dan kekeringan yang makin sering ...
Baca selengkapnya

Hidup Lebih Nyata

Gambar
Pelan-Pelan Mengubah Cara Aku Pakai Gadget Aku lupa kapan tepatnya mulai merasa hidupku terlalu melekat sama layar. Tapi yang jelas, rasa itu muncul makin kuat saat pandemi. Segalanya pindah ke digital, belajar online, ngobrol sama teman, cari hiburan, bahkan belanja pun tinggal klik. Awalnya sih seru, tapi lama-lama aku ngerasa capek sendiri. Ada yang hilang, tapi aku nggak tahu apa. Satu hari, aku iseng buka fitur screen time di HP-ku. Niatnya cuma pengen tahu seberapa sering aku buka media sosial. Ternyata... lebih dari 8 jam per hari! Bahkan ada hari-hari tertentu aku bisa lebih dari itu. Nggak cuma Instagram atau TikTok, tapi juga buka aplikasi-aplikasi lain cuma buat "isi waktu". Dari situ aku mulai kepikiran: apa iya ini caraku menikmati waktu, atau aku cuma ketagihan? Yang paling aku rasain tuh otakku jadi cepat capek. Susah fokus kalau baca buku, sering overthinking kalau habis lihat postingan orang, dan tidur pun jadi nggak nyenyak karena otak kayak be...
Baca selengkapnya